Tradisi Mengikat Kaki di China
Mungkin kalian sudah pernah mendengar tentang hal ini. Mengikat kaki demi untuk mendapatkan kaki lili emas yang sempurna, "the golden lily legs". Ini merupakan tradisi kuno yang berkembang di China. Saya pertama kali mendengar ini saat membaca novel yang berjudul Snow Flower and The Secret Fan yang ditulis oleh Lisa See. Di novel ini kita akan dibawa menuju ke negeri China di abad ke 19, dimana tradisi kuno ini masih sangat mendarah daging terutama untuk wanita dengan kelas sosial mengah ke atas. Ada beberapa alasan mengapa hal ini hanya dilakukan oleh wanita kalangan menengah ke atas, diantaranya adalah karena wanita di keluarga miskin masih diharuskan untuk bekerja di ladang. Bayangkan saja, jika kalian memiliki telapak kaki sepanjang 7-15 cm (hasil dari ikat kaki ini adalah telapak kaki menjadi sangat kecil dan semakin kecil kaki merupakan tanda bahwa wanita tsb cantik) apakah kalian sanggup berjalan normal dan mengerjakan pekerjaan di ladang? Akan sangat sulit pastinya.
Pengikatan akan dilakukan saat sang gadis mencapai usia 5 tahun, dan paling lambat pada usia 8 tahun. Menurut mereka, semakin muda usia sang gadis saat dilakukan pengikatan maka akan semakin mudah pula tulangnya terbentuk karena tulangnya masih mengandung banyak air. Biasanya pengikatan yang terlambat dilakukan oleh gadis yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, hal in dikarenakan dia masih harus membantu bekerja di ladang. Sebelum melakukan pengikatan kaki, maka sang gadis akan belajar menyulam. Dia akan menyulam sepatu kain yang akan dipakainya selama pengikatan kaki berlangsung, semakin hari akan semakin kecil sepatu yang mereka jahit. Tradisi pengikatan kaki dimulai dengan pembersihan kaki. Sang ibu atau dayang-dayang akan menggunting kuku jari kaki si gadis sependek mungkin dan membersihkan kakinya dengan adas dan rempah-rempah sambil merendam kain yang akan digunakan untuk membalut kaki ke dalam air, tujuan perendaman ini adalah agar saat dibalutkan ke kaki dan kemudian mengering, ikatannya akan menjadi semakin kencang. Setelah selesai dibersihkan, lalu keempat jari kaki (kecuali ibu jari) akan ditarik ke bawah telapak kaki, kemudian ibu jari akan ditarik mendekati tumit dan diikat oleh kain. Setiap 4 hari, ikatan tsb akan dibuka untuk memotong kuku agar tidak menyebabkan infeksi dan menghilangkan kapal yang muncul dengan pisau. Dan setiap 2 minggu, sepatu kain akan digantikan dengan sepatu yang baru yang lebih kecil ukurannya.
Kalian pasti berpikir bahwa setelah diikat kakinya, mereka hanya tidur karena pasti sangat sakit jika dipakai berjalan. Kalian salah besar jika berpikir seperti itu. Mereka justru diharuskan berjalan mengitari kamar wanita yang biasanya terletak di lantai 2 (kamar khusus wanita, setiap rumah pasti memiliki satu ruangan tempat dimana para wanita berkumpul yang memiliki jendela berjeruji). Mereka berjalan berputar, dan semakin hari putarannya akan semakin ditambah. Jika mereka tidak mau menggerakkan kaki maka akan ada anggota keluarga perempuan yang memukul kaki mereka. Begitulah hari-hari mereka diisi. Jika sudah keluar darah dari kaki mereka, anggota keluarga perempuan mereka senang sekali karena hal itu berarti bahwa jari kaki mereka sudah patah. Darah dan nanah akan menjadi pemandangan yang biasa setelah hari itu, bahkan bau busuk daging seringkali menjadi aroma yang yang harus mereka cium saat membuka ikatan itu untuk dibersihkan. Ini berlangsung selama satu tahun atau lebih, tergantung dari seberapa cepat proses pembentukan kaki lili. Dan masa penyembuhannya membutuhkan waktu yg lebih lama dari itu, hingga mencapai 4-5 tahun.
Namun semua penderitaan itu akan terbayar saat sang gadis mendapatkan lamaran dari calon mempelai pria yang berkedudukan seosial lebih tinggi dari keluarganya. Kaki kecil merupakan simbol dari ketahanan diri, kesabaran, dan kepatuhan seorang gadis. Oleh karenanya wanita dengan kaki kecil akan lebih mudah mendapatkan suami dibandingkan mereka yang berkaki besar, karena adanya anggapan bahwa nantinya dia akan menjadi istri dan menantu yang baik. Gadis dengan kaki besar hanya akan menjadi menantu kecil yang kurang berharga di keluarga suaminya atau lebih parah lagi menjadi seorang pelayan , oleh karena itu semua orang di jaman tsb menjalankan tradisi ini.
Seram? Tentunya, tapi tenang saja karena saat ini tradisi mengikat kaki sudah dilarang. Namun saya juga tidak yakin apakah hal ini sudah benar-benar hilang atau masih ada beberapa orang yang menjalankannya secara diam-diam. Saya lebih senang mempercayai bahwa hal ini sudah benar-benar berakhir mengingat penderitaan yang sedemikian rupa yang saya pun tak sanggup membayangkannya.


